Rabu, 28 Maret 2012

PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUS SEKOLAH

PEDOMAN PENGELOLAAN PERPUS SEKOLAH KATA PENGANTAR Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan diIndonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah. Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya. Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. Dalam menjembatani upaya ini International Federation of Library Association (IFLA), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk di dalamnya lembaga pemerintah dan swasta, kementerian, perusahaan, LSM dan pemerhatipendidikan Perpustakaan Nasional RI dan Departemen Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintah di negeri ini yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia. Pada tahun 2006 kedua institusi ini saling bekerja sama untuk menterjemahkan, menerbitkan dan menyebarluaskan panduan IFLA tersebut. Selain dalam bentuk cetakan, panduan ini sudah dapat dibaca melalui website Perpustakaan Nasional RI (www.pnri.go.id), Departemen Pendidikan Nasional (www.jardiknas.org), dan IFLA (www.ifla.org). Atas upaya ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Departemen Pendidikan Nasional dan kepada tim penterjemah yaitu Hernandono MLS., MA, Prof. Dr. Sulistyo Basuki dan Dra. Lucya Dhamayanti, MHum. sertasemua pihak yang telah membantu dalam mengolah panduan ini. Harapan kami adalah melalui panduan ini akan mewujudkan pandangan yang sama dalam usaha pengembangan perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah, di Indonesia. Jakarta, Desember 2006 Kepala Perpustakaan Nasional RI, Dady P. Rachmananta PENDAHULUAN Manifesto Perpustakaan Sekolah: perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan tenaga pendidikan untuk semua,diterbitkan IFLA/UNESCO pada tahun 2000. Terbitan tersebutditerima dengan baik di seluruh dunia dan diterjemahkan kedalambanyak bahasa. Terjemahan baru terus bermunculan dan para pustakawan di seluruh dunia menggunakan Manifesto tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan sekolah di daerah dan negaramasing-masing. Manifesto tersebut menyatakan: Setiap Pemerintah melalui kementerian yang bertanggung jawabatasbidang pendidikan harus mengembangkan strategi, kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Manifesto ini. Panduan ini disusun agar para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan lokal di seluruh dunia mengetahui dan memberikan dukungan serta bimbingan dan bimbingankepada komunitas perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna membantu sekolah-sekolah agar dapat menerapkan prinsip yang dinyatakan dalam manifesto ini. Penulisan naskahpanduan tersebutmelibatkan banyak orang di banyak negara dengan latar belakang situasiyang berbeda-bedaserta mencoba memenuhi kebutuhansemua jenissekolah. Panduan ini harus dibaca dan digunakan dalam konteks setempat. Berbagai lokakarya telah diselenggarakan selama konferensi IFLA; berbagai pertemuan dan diskusi di antara para pakar perpustakaan telah berlangsung baik melalui tatap muka maupun lewat surat elektronik (email). Panduan ini merupakan hasil sejumlah perdebatandan konsultasi. Untuk itu, para editorpanduan ini mengucapkan terima kasih. Di samping itu, para penyusun juga menyampaikan penghargaan untuk peranserta panitia pengarah seksi perpustakaan sekolah dan pusat sumberdaya, serta berbagai panduan yang berasal dari berbagai negara yang telah disampaikan ke IFLA/UNESCO, khususnya Panduan Perpustakaan Umum yang diterbitkan IFLA pada tahun 2001. Seksi tersebut juga telah menerbitkan Perpustakaan Sekolah Dewasa ini dan Masa Mendatang pada tahun 2002. Penyusun berharap bahwa manifesto, visi dan panduan ini, secara bersama-sama akan menjadi dasar berdirinya perpustakaan sekolah yang unggul di manapun berada. Tove Pemmer Saetre dan Glenys Willars 2002 BAB1.MISIDANKEBIJAKAN “Perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan pembelajaran untuk semua”. 1.1Misi Perpustakaan sekolah menyediakaninformasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agarmereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab. 1.2Kebijakan Perpustakaan sekolah hendaknyadikelola dalamkerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun denganmempertimbangkanberbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun kenyataansekolah. Kebijakan tersebutmenentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas sekolahmendukung dan memberikan sumbanganpada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyakkonsultasiyang dapat diterangkan,serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media cetak. Dengan demikian, filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan pengembangannya akan makin jelas serta dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh semangat. Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan.Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah danmendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan rencana kerja berikutnya akanmenjelaskan peranan perpustakaan dalamhubungannya dengan berbagai aspek berikut: •kurikulum sekolah •metode pembelajaran di sekolah •memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal •kebutuhan pengembangan pribadidan pembelajaranmurid dan •kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf •meningkatkanaraskeberhasilan. Komponen yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan efektifsecara maksimal adalahsebagai berikut: •anggaran dan pendanaan •tempat/lokasi •sumberdaya •organisasi •ketenagaan •penggunaan perpustakaan •promosi. Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan rencana kegiatanyang realistis. Aspek tersebut akan dibahas di dalam dokumen ini. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang. 1.3Pemantauan dan Evaluasi Dalam prosesmencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategiyang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan berbagai statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan. Evaluasitahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumenperencanaan dan meliputi butir berikut: •apakah kinerja layananmencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah •apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah •apakah kinerjamampu memenuhi kebutuhan yang berubah •apakah sumberdaya layanan kinerjatercukupi •dan apakah pembiayaan layanan kinerjaefektif. biaya ndikatorkinerjautamaberikut inimerupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tujuan perpustakaan: Indikator penggunaan: •pinjaman per anggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik ) •jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitassekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik) •peminjamanper butiran materi perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi) •pinjamanper jam buka perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir) •pertanyaan referens yang diajukansetiapanggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik) •penggunaan komputer dan sumber informasi terpasang. Indikator sumberdaya: •jumlah buku yang tersedia untuk setiap anggota komunitas sekolah •ketersediaan terminal/komputer mejauntuk setiap anggota komunitas sekolah •ketersediaan akses terpasang komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah Indikator sumber daya manusia: •nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengananggota komunitas sekolah •nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan Indikator kualitatif: •survei kepuasan pengguna •kelompokfokus (focus groups) •kegiatan konsultasi Indikator biaya: •biaya per unit untuk berbagai fungsi, layanan dan kegiatan •biayastafperfungsi (contoh, peminjaman buku) •jumlah biaya perpustakaanuntuk setiap anggotamasyarakatsekolah •jumlah biaya perpustakaan yang dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaransekolah •biaya media yang dinyatakan dalam prosentasejumlah anggaran sekolah Indikator perbandingan: •Tolok ukur data statistik dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang relevanserta terbandingkan di sekolah lain dengan besaran dan karakteristik yang sama. BAB2.SUMBERDAYA “Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih,materi perpustakaan, teknologidan fasilitasserta aksesnya harus bebas biaya” 2.1Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan Sekolah Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah , butir berikut penting artinya: •memahamiproses penganggaran sekolah •menyadari jadwal siklus anggaran •mengenal siapa yang menjadi tenaga penting •memastikanbahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi. Dalam merencanankan anggaran komponenrencana anggaran berikut mencakup: •biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan bahan terekam/tidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya, poster) •biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi •biayaberbagai aktivitas pameran dan promosi •biaya penggunaanteknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk di dalam biayateknologi dan komunikasi informasiumum di sekolah. Sebagai ketentuanumum, anggaran materialperpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistim persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus,anggarantransportasi sertaperbaikan gedung dan sarana lain. Biaya untuk tenaga perpustakaan mungkindapat dimasukkan di dalam anggaran perpustakaan, meskipun di sebagian sekolah hal itu lebih tepatdimasukkan di dalam anggaranstafumum.Hendaknyadiperhatikan bahwa pada saat menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan sekolah perlu dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaanberkaitan erat dengan isupenting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat diselenggarakan dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan. Proyek khusus dan perkembangan lainnyaseperti kebutuhan rak baru memerlukan permintaan anggaran tersendiri. Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermatuntuk keperluan setahun serta berkaitan dengan kerangka kerja kebijakan. Laporan tahunan hebdaknya dapat memberikan gambaran bagaimanaanggaran telah digunakan serta kejelasan apakah jumlah uang yang digunakan untuk perpustakaan telah mencukupi untuk tugas perpustakaan sertamencapai sasarankebijakan. Pustakawan sekolah harus mengetahui secara jelas pentingnya anggaran yang cukup untuk perpustakaan, dan perlu menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani seluruh komunitas sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan sekolah, berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan: •besarantenaga perpustakaan sekolah dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik •murid yangmencapainilai lebih tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal dari sekolah yang mempunyai tenaga perpustakaan, buku dan terbitan berkala/majalah dan bahan pandang-dengar yang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, tanpa memandangfaktor lain seperti faktorekonomi. 2.2 Lokasi dan Ruang Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan perpustakaansekolahmerupakan factor penting untuk diperhatikan takalamerencanakan gedung sekolah barudan mereorganisasigedung sekolah yang sudah ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitasperpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat danmembantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara palingefektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakandalam proses perencanaan: •lokasi terpusat atau sentral,bimana mungkindi lantai dasar •akses dan kedekatan,dekat semua kawasan pengajaran •faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dariluar •pencahayaanyang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan •suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untukmenjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasikoleksi •disain yang sesuai gunamemenuhi kebutuhanpenderita cacad fisik •ukuran ruang yang cukup untuk penempatankoleksi buku,fiksi dan non-fiksi, bukusampul tebal maupuntipis, suratkabar danmajalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan •fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologipadamasa mendatang Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangkan ketikamerencanakanperpustakaan baru: •kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar •kawasan ruang baca informal untukbuku danmajalah yangmendorong literasi, pembelajaransepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan •kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untukkelompok kecil, kelompokbesar daninstruksional formalseluruhkelas, “dinding pengajaran”,dengan kawasanteknologipengajaran danpameranyang sesuai •kawasan ruangproyekkelompok dan produksi untuk kerja fungsional danpertemuanperorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media •kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materimedia perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor. 2.3Perabot dan Peralatan Disain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkutbagaimana perpustakaan melayanisekolah. Penampilan estetisperpustakaan sekolah memberikanrasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dilengkapi secara tepat hendaknyamemiliki karakteristik sebagaiberikut: •rasa aman •pencahayaanyang baik •didisain untuk mengakomodasi perabotan yangkokoh, tahan lama dan fungsional, sertamemenuhiperyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan •didisain untuk menampungpersyaratan khususpopulasi sekolah dalam arti cara paling restriktif. •didisain untuk mengakomodasi perubahan padaprogram sekolah, program pengajaran , serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul. •didisain untuk memungkinkan penggunaan,pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkutperabotan,peralatan, alat tulis kantor danmateri. •dirancang dan dikelolauntuk menyediakanaksesyangcepatdan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber dayayang terorganisasi. •dirancang dan dikelola sehinggasecara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalamhiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tandayang jelas dan menarik 2.4 Peralatan Elektronik dan Pandang-dengar Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semuaperalatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliputi: •komputermeja dengan akses Internet •katalog akses publik yang di sesuaikan denganusia dan tingkat murid yang berbeda •tape-recorder •perangkat CD-ROM •alat pemindai (scanner) •perangkat video (video players) •peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacad fisik lainnnya. Perabotan komputer hendaknyadidisain untuk anak-anak danmudah disesuaikan guna meneuhi ukuranfisik yangberbeda. 2.4.1 Sumberdaya Materi Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memilikisejumlah besarsumberdaya berkualitas tinggi merupakan hal penting.Karena alasan tersebut,maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting.Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkupdan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal. 2.5 Kebijakan Manajemen Koleksi Perpustakaan sekolah hendaknyamenyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang memenuhikebutuhan penggunaberkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan pribadi. Perkembangan koleksiyang terus menerus merupakan keharusan untuk menjaminpenggguna memperoleh pilihan terhadapmateribaru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama denganadministrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemenkoleksibersama. Pernyataan kebijakan semacam itu harusberdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingankomunitas sekolah, danmencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsurberikut hendaknyadimasukkandalam pernyataankebijakan: •Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi •Pernyataan Kebebasan Intelektual •Kebebasan Informasi •Tujuankebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum •Program jangka pendek dan panjang 2.7Koleksi Materi Perpustakaan Koleksisumber daya bukuyangsesuai hendaknyamenyediakansepuluh buku permurid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksiperpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yangberkaitan dengan kurikulum. Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknyamemiliki koleksi untuk keperluan hiburansepertinovel populer, musik, dolanan,komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itudipilih bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika. 2.8 Sumberdaya Elektronik Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budayapengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet,pangkalan data referens khusus dan teks lengkap,bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebutdapat diperoleh dalambentuk CD-ROM dan DVD. Adalah penting untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang dapat diterapkanuntuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaansesuaidengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebutmemungkinkan perpustakaan memasukijaringan yang lebih luas. Di berbagaitempat di dunia, perpustakan sekolah dalam komunitas lokalmendapat manfaat karena dikaitkanbersama dalamkatalog induk. Kolaborasi semacam itu dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahanbuku serta memudahkan kombinasi sumber dayasecara optimal. BAB 3.KETENAGAAN (STAF) “Pustakawan sekolah adalahtenaga kependidikan berkualifikasi sertaprofesionalyang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaanperpustakaan sekolah,didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan denganperpustakaan umum dan lain-lainnya.” 3.1 Tenaga Perpustakaan Kekayaan dankualitas penyelenggaraan perpustakaan tergantung pada sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah. Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi,jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan kebutuhan khusussekolahmenyangkutjasaperpustakaan. Pengertian “tenaga”,dalam konteks ini,adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang,seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenisrelawan. Pustakawan sekolah hendaknyamemiliki pendidikanprofesional dan berkualifikasi, dengan pelatihantambahandi bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran.Salah satu tujuan utama manajemen tenagaperpustakaan sekolah ialah agar semua anggota stafharus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas, kondisi peraturan yang sesuaimenyangkut pekerjaan dan gaji yang kompetitifyang mencerminkan profesionalisme pekerjaan. Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji, melainkandapat bekerja sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrakyang memberikan kerangka kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas perpustakaan sekolah. Konsultan tingkat lokaldannasional dapat digunakan sebagai penasehat luar menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan pengembangan layanan perpustakaan sekolah. 3.2Peran Pustakawan Sekolah Peranutama pustakawanialah memberikan sumbangan padamisi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah,administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memilikipengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasiserta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlianpustakawan sekolah mampumemenuhi kebutuhanmasyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan hendaknyamemimpin kampanye membaca dan promosi bacaananak, media dan budaya. Dukungan menajemen sekolahamat perlu, tatkalaperpustakaan menyelenggarakanaktivitas interdisipliner.Pustakawan harus melapor langsung kekepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta diupayakan agarpustakawan diterimasetara dengan anggota tenaga profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut sertadalam semuapertemuan dalam kedudukannyasebagai kepala unit/bagianperpustakaan.Pustakawan hendaknyamenciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifatmenarik,ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga.Semua orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula mudadan orang dewasa. 3.3Peran Asisten Pustakawan Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya.. Posisi asisten pustakawan mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kerja klerikal dan teknologi. Asisten pustakawanharus memiliki ketrampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memilikiketrampilandasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawanmeliputi kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikanmateri perpustakaanke rak serta pengolahanmateri perpustakaan. 3.4 Kerjasama antara Guru dan Pustakawan Sekolah Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan halpenting dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolahbekerja bersama guna pencapaian halberikut: •mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintaskurikulum •mengembangkan dan mengevaluasi keterampilandan pengetahuan informasi murid •mengembangkan rancangan pelajaran •mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan pembelajaranyang lebih luas, termasuk di perpustakaan •mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya •mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum •menjelaskankepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah 3.5 Keterampilan Tenaga Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada semua angggota komunitas sekolah: peserta didik, guru, administrator, komite sekolah dan orang tua murid. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan komunikasi dan kerjasama secara khusus. Pengguna utama perpustakaan sekolah adalahpeserta didik dan guru, di samping kelompok profesional lainnya seperti para administrator dan komite sekolah. Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut: •Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengananak dan orang dewasa •Kemampuanmemahamikebutuhanpengguna •Kemampuanbekerja sama dengan perorangan sertakelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah •Memilikipengetahuan dan pemahamanmengenaikeanekaragamanbudaya •Memilikipengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan •Memilikiketrampilaninformasi sertabagaimana menggunakannya •Memilikipengetahuan mengenaimateri perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan sertabagaimana mengaksesnya •Memilikipengetahuan mengenai bacaan anak,media dan ke budayaan •Memilikipengetahuan sertaketerampilan di bidang manajemen dan pemasaran •Memilikipengetahuansertaketerampilan di bidang teknologi informasi 3.6 Tugas Pustakawan Sekolah Pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut: •menganalisis sumberdankebutuhan informasi komunitas sekolah •memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa •mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan •mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan •melatih cara penggunaan perpustakaan •melatihpengetahuandan keterampilan informasi •membantumurid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi •menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yangtepat •mempromosikanprogram membaca dan kegiatan budaya •ikut sertadalam kegiatan perencanaan terkait denganimplementasikurikulum •ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran •mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolahsecara menyeluruh •membangun kemitraan denganorganisasi di luar sekolah •merancang dan mengimplementasi anggaran •mendisain perencanaan strategis •mengelola dan melatih tenaga perpustakaan 3.7 Standar Etika Tenaga perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menerapkanstandar etika yang tinggi dalam hubungannya dengan semua anggota komunitas sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan atas dasarsama tanpa membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa perpustakaan hendaknyadisesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna memperkuat peran perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran yang terbuka dan aman, maka tenaga perpustakaan hendaknyamenekankan fungsi merekasebagai penasihat ketimbang sebagai instruktur dalam pengertian tradisional. Artinya, yang paling penting dan utama adalah agar mereka harus mencoba untuk dapat melihat dari sudut pandang pengguna perpustakaan dan tidak bias atau cenderung pada sudut pandang mereka sendiri di dalam menyediakan jasa perpustakaan. BAB 4.PROGRAM DAN KEGIATAN “Perpustakaan sekolah bagianintegral dalamproses pendidikan” 4.1 Program Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknyadipandang sebagai bagian penting guna memenuhiberbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut: •literasi informasi untuk semua,dikembangkandanditerimasecara bertahap melalui sistem sekolah •ketersediaansumber dayainformasi bagimurid pada semuatingkat pendidikan •membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagisemua kelompok murid sebagai pelaksanaan hakdemokrasi danasasi manusia Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memilikiprogram yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Programtersebut mungkin meliputitujuan dankegiatanyang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan: •mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untukperpustakaan sekolah •menyediakanmodel perpustakaanuntuk menunjukkanperpustakaan percontohan •membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal •mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal •memprakarsai dan menawarkanprogram pelatihanpustakawan sekolah profesional •menyediakan dana untukproyek perpustakaan sekolah, sepertikampanye membaca •memprakarsaidan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah 4.2 KerjasamadanPemanfaatanBersama dengan Perpustakaan Umum Guna menyempurnakanjasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum. Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknyamencakup butirberikut: •ketentuanumum kerjasama •spesifikasi dan definisi bidang kerjasama •penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama •perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung Contoh cakupan kerjasama ialah sebagai berikut: •pelatihan bersama ketenagaan •kerjasama pengembangan koleksi •kerjasama program kegiatan •koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik •kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai perpustakaan •kunjungan kelas ke perpustakaan umum •membaca bersama dan promosi literasi •pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja 4.3 Kegiatan di Tingkat Sekolah Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran. Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan: •kepala sekolah/guru kepala •para kepala unit kerja •para guru •tenaga pendukung •para murid Kepuasan para pengguna perpustakaantergantung pada kemampuan perpustakaan sekolah dalammengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkankebutuhanperubahandi komunitas sekolah. Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah hendaknyamengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya. Kepala sekolah hendaknyabekerja erat dengan perpustakaan dalammendisainrencana pengembangan,terutama dalam bidangprogram literasi informasi dan promosi membaca. Pada saat rencanadilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjaminpenjadwalanwaktu dan sumberdaya yang luwesuntuk memungkinkanguru dan murid mengakses ke perpustakaanbesertalayanannya. Kepala sekolah hendaknya juga memastikan adanyakerjasama antaraguru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolahharus memastikanbahwapustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran murid. Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknyamemasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab 1) dan menekankansumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawabmelakukan pekerjaan secara profesionaldan hendaknyabekerja sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dariunit kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, makakepala unit kerja hendaknyamelibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikanperhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian pentingdari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran. Guru dan Perpustakaan Kerjasama antara guru dan pustakawan telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa aspek tambahan akan disampaikan secara ringkas berikut ini. Filosofi pendidikan gurumembentuklandasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang tradisional yang berpendapat bahwagurudan buku ajar sebagai sumber pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan ketat pada aktivitas pembelajaran murid,maka perpustakaan akan semakin jauh dari pikiran para guru tersebut sebagaipendukung kuat informasi. Bahkanjika sebagian besar guruberpihak padaideologi guru sebagai ’bank pendidikan’dan karena itu memandang murid sebagai gudangpasif yang perlu diisi dengan caramentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke murid, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannyasebagai jasa pendukung yang dikaitkandengan kurikulum. Strategi yang berguna untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas,dapat diupayakan dengan mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagiguru. Promosi tersebut hendaknya menunjukkan pokok-pokok sebagai berikut: •kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdayabagi para guru akan memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran guru. •kemampuan perpustakaan untuk menyediakansumberdayauntuk berbagaistrategi evaluasi danasesmen kajian yang berbeda-beda •kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakantugas yang dikerjakan di ruang kelas •kemampuan perpustakaanmembantuguru menangani situasi ruang kelas yang heterogin dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi •perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringanelektronik. Guru yang memilikipemikiranprogresif dan ideologi pendidikan yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun. Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di atas, guru menempatkanperpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guruakan bergeserdari metode pengajaran tradisional. Untuk dapatmengaktifkanmurid dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri,guru dapat bekerja sama dengan perpustakaandalam bidang sebagai berikut: •literasi informasi dengan mengembangkan semangat bertanya darimurid dan mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis •kerja dan tugas proyek •memotivasi membaca pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok Murid dan Perpustakaan Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itudemiuntuk kepentingan murid. Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan perpustakaan harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaranyang tidak menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semuatugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Aktivitas murid di perpustakaanpada umumnya meliputi halberikut: •pekerjaan rumah tradisional •pekerjaan proyek dan tugas pemecahanmasalah •mencari dan menggunakan informasi •membuat laporan dan karya untuk disajikan di depanguru atau murid Penggunaan Internet Sumberdaya elektronikyang baru merupakan tantangan tersendiribagipengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang barudapat sangat membingungkan.Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses belajar-mengajar; yaitumerupakan alat untuk mencapai tujuan danbukan merupakan tujuan. Pengguna mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena mereka berpikirjika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dandapat mengurangi frustrasi sebagai akibat penelusuraninformasi.Hal yang penting di sini adalah untuk memilih informasi yang relevan dan bermutudari Internet dalam waktusesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan memadukaninformasi dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk memprakarsaidan melakukan berbagai program literasi informasi sampai berhasil merupakansalah satu tugaspenting perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan Perpustakaan’ yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut). Fungsi KulturalPerpustakaan Sekolah Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah, berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupamajalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual. Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersediaruangan yang mencukupi,murid dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami olehbacaandi depanpara orang tua dan murid lainnya,dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku danmendongeng untuk murid yang lebih muda. Pustakawan hendaknyadapat merangsangminat membaca dan mengorganisasi program promosi membaca guna mengembangkanapresiasi pada literatur. Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan mengakuihakpribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid dirangsang dalam proses sosialisasi dan pengembangankepribadian. Kerjasama dengan Orang Tua Murid Kebiasaan menyertakan orang tua dan wali muriddalam aktivitas sekolah berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai tenaga relawan, mereka dapat menolongtugas praktis dan membantu tenaga perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca, dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusibacaan bersama anak-anak mereka dan dengan demikianmemberikan sumbangan, dalam cara pembelajar unggul, hasil aktivitas membaca..Cara lain untuk melibatkan orang tua muridialah membentuk kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakandana ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan untuk mengorganisasi kegiatan peristiwakultural khusus yangmemerlukan lebih banyakbiaya tambahandariapada yang dapat disediakanperpustakaan. BAB 5. PROMOSIPERPUSTAKAANDANPEMBELAJARAN 5.1 Promosi Jasa dan fasilitas yang disediakanperpustakaansekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajarandan sebagai pintu gerbang kesemua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa babsebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai kelompok sasaran yang berbeda-beda. 5.2 Kebijakan Pemasaran Perpustakaan sekolah hendaknyamempunyai kebijakan tertulis menyangkutpemasaran dan promosi, merinci berbagai sasarandan strategi. Kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah danstaf pengajar. Dokumen kebijakan ini hendaknyamemuat unsurberikut: •sasarandan strategi •rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai •metode evaluasi Berbagai tindakan yang diperlukanakanberbeda-beda tergantung padasasaran dan kondisi setempat. Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai satu cara penggambaran kebijakan : •memulai dan mengoperasionalkan situs Web perpustakaan sekolah guna mempromosikan jasa perpustakaan danterhubung dengan situs Web serta portallain yang berkaitan •menyelenggarakan berbagai pameran •membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi perpustakaan sekolah •mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasidan pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum •memberikan informasi tentang perpustakaan padapertemuan murid baru dan orang tua mereka •membentuk bermacam kelompok ‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid dan lainnya •menyelenggarakan pameranbuku, kampanyemembaca dan literasi •membuat rambu, tanda, markayang efektif di dalam dan di luar perpustakaan •menjadi penghubung ke organisasi lain setempat (misalnya,perpustakaan umum, jasa museum dan organisasisejarah setempat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar